Blog ini mengandung konten teknologi informasi yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran mengenai komputer.

Monday, January 5, 2015

Penyalahgunaan Kebebasan Pers dan Dampaknya





Kita akui, ada mitos, wartawan adalah “sosok menakutkan”, khususnya bagi mereka yang bermasalah. Akibatnya, banyak oknum wartawan atau WTS (Wartawan Tanpa Suratkabar) bergentayangan mencari mangsa yang UUD (Ujung-Ujungnya Duit). Artinya, banyak sekali kasus penyalahgunaan profesi wartawan yang mencoreng citra dunia wartawan.
Misalnya seorang wartawan mengancam akan mempublikasikan sebuah keburukan seseorang yang apabila sang korban mau membayar maka akan di cabut ancaman tersebut. Dan dengan terpaksa korban akan membayar demi reputasinya. Hal ini merupakan salah satu penyalahgunaan kebebasan pers.
Kebebasan hendaknya disertai dengan tanggung jawab, sebab kekuasaan yang besar dan bebas yang dimiliki manusia mudak sekali disalah gunakan dan dibuat semena-mena. Demikian juga pers harus mempertimbangkan apakah berita yang disebarkan dapat menguntungkan masyarakat luas atau memberikan dampak yang positif, jangan malah merugikan.
Bagir menjelaskan, sebagai sebuah pranata sosial atau publik, pers terdiri atas tiga fungsi. "Fungsi paling tradisional adalah penyampai informasi kepada publik. Kedua, fungsi pers sebagai pranata sosial adalah sebagai lembaga pendidikan publik baik dalam rangka menambah pengetahuan maupun kesadaran bersama. Ketiga, pers sebagai pranata penghibur," papar Bagir di Auditorium IISIP, Jakarta Selatan, Selasa (18/12/2012).
Menurut Bagir, keberadaan jenis program hiburan dalam siaran atau pemberitaan pers memang masih dipertanyakan oleh beberapa pihak. Namun, lanjutnya, unsur hiburan dalam siaran atau produk jurnalistik harus tetap ada karena menjadi salah satu kebutuhan masyarakat Indonesia. "Hiburan penting karena banyak orang-orang susah di negeri ini. Persoalannya bagaimana membuat hiburan yang sehat. Tidak sekadar hiburan tapi bisa memuat unsur pendidikan. Memadukan fungsi hiburan dengan misi tertentu seperti politik maupun sosial.
Tergantung kemasan program hiburan tersebut," ungkap mantan Ketua Mahkamah Agung (MA) itu.
Dalam perkembangan modern, tidak semua suara banyak orang adalah kebenaran. Ada yang sudah direkayasa. Contoh pendemo yang digerakan oleh satu orang. Padahal bisa saja yang menderita hanya satu orang. Bagaimana jadinya apabila hal ini dilakukan oleh para pejabat pemerintah. Hal semacam itu dapat menimbulkan dampak negatif seperti ,
Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah berkurang karena tidak percaya tehadap pemerintah. Masyarakat bersikap apatis dan acuh tak acuh terhadap berbagai program pemerintah. Akibatnya lebih lanjut adalah tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan, menjaga keamanan dan lainya juga menurun.
Kepercayaan Luar Negeri Luntur, jika keadaan seperti itu benar- benar terjadi, dampak terburuknya adalah tingkat kepercayaan Luar Negeri terhadap Indonesia berkurang. Akibatnya, minat kerja sama terutama kerjasama ekonomi, penanaman investasi, pemberian bantuan, pemberian pinjaman dsb juga akan menurun. Kepercayaan Negara lain terhadap Negara kita merupakan sesuatu yang tidak ternilai harganya, sama dengan harga diri kita sebagai bangsa. Jika tidak ada lagi kepercayaan Negara lain terhadap kita, jatuhlah harga diri kita sebagai bangsa.

Oleh karena itu, marilah kita semua sebagai warga Indonesia hendaknya gunakan kebebasan pers dengan sebaik-baiknya, sesuai ketentuan, dan memberikan banyak manfaat yang positif. Sehingga dapat selaras dengan fungsinya yaitu media informasi, pendidikan, kontrol sosial, dan lembaga ekonomi.  

2 comments:

Megan Fox said...

Artikel yg menarik....salam kenal dari orang bandung. Senang bisa blogwalking kesini
Salam,
Butik Komputer

Alim Blog said...

Salam Kenal Juga. Terimakasih Kunjunganya.