BAB I
Latar Belakang
Dalam salah satu ayat-Nya Allah Swt
menyatakan bahwa Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga kaum itu
mengubah keadaan yang ada pada dirinya. Inilah landasan atau dasar suatu muslim
untuk beriman kepada takdir Allah Swt. Hal ini pula yang seharusnya menjadi
pendorong bagi setiap muslim untuk memperbaiki keadaan hidupnya melaksanakan
tugas sebagai khalifah di bumi.
Apa dan bagaimana takdir Allah itu?
Bagaimana pula tanda dan hikmah yang muncul dengan keimanan pada takdir itu?
Inilah yang akan kami bahas dalam makalah ini.
Rumusan Masalah
Berdasarkan abstrak di atas dapat
diperoleh rumusan masalah sebagai berikut,
1. Pengertian
dari takdir ?
2. Manfaat
mengimani takdir Allah ?
3. Persoalan
memaknai hidup ?
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan
makalah ini adalah
1. Agar
penulis tau mengenai makna dan maksud dari takdir.
2. Agar
penulis dapat memperbaiki keadaan hidup ke hal yang positif
3. Agar
penulis lebih bertawakal kepada Allah Swt
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Takdir
Takdir
di bangi menjadi qada dan qadar. Qada adalah semua ketentuan-ketentuan yang
diciptakan Allah SWT berdasarkan
kehendak-Nya, sedangkan Qadar adalah perwujudan atas kehendak, ukuran, dan
ketentuan Allah SWT atas segala sesuatu.
Ayat-Ayat Al-Quran yang menjelaskan Qada dan Qadar
Al-Qamar 49
Artinya: Sesungguhnya Kami menciptakan segala
sesuatu menurut ukuran (49)
Ayat ini dengan jelas menyatakan
bahwa Allah Swt telah menciptakan segala sesuatu menurut ukuran (kadar)
masing-masing. Apapun yang diciptakan Allah Swt, seperti yang ada di alam
semesta ini, misalnya bumi, langit, manusia, batu, binatang, hingga yang
berukuran micro sudah ditentukan ukuranya. Arti ukuran di sini bisa berarti
ukuran besarnya, ukuran jumlahnya, kemampuanya, dan sifat-sifatnya.
Yaa Siin : 038
Artinya: dan matahari berjalan di tempat
peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.(38)
Dalam ayat ini Allah
Swt menyatakn bahwa matahari berjalan di tempat peredaranya. Seperti kita ketahui
dengan ilmu pengetahuan terkini, matahari, bintang, pelanet dan setiap benda
langit, tidak diam di satu tempat. Setiap benda langit senantiasa bergerak
dalam garis edaranya. Ilmu pengetahuan menyebutnya orbit.
Adanya orbit membuat semua benda
langit bergerak dengan teratur sehingga tidak bertabrakan satu dengan yang
lainya. Allah Swt menentukan dengan cermat jalan dan jarak edarannya
maasing-masing. Jarak dan jalan edaran tersebut merupakan takdir atau ketentuan
Allah Swt.
Al-Hadiid 22-23
Artinya : (22). Tiada suatu bencanapun yang menimpa di
bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab
(Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu
adalah mudah bagi Allah. (22). Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan
(tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh
Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah
mudah bagi Allah.
Ayat ke-22 Surat ini menjelaskan
bahwa setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa diri kita telah
tertulis dalam kitab (lauh mahfud). Dengan kata lain, apapun yang akan terjadi
di bumi dan pada diri kita sendiri sebenarnya telah dicatat di dalam kitab
sebelum ditunjukan oleh Allah Swt dalam kenyataan.
Pernyataan ini memiliki 2 makna
penting. Pertama, menunjukan pengetahuan Allah Swt ata segala sesuatu. Sebagai
sebuah urutan kejadian, Allah telah menuliskan apa pun yang akan terjadi di
dunia ini dalam sebuah kitab yang dikenal sebagai lauh mahfud atau lembaran
yang terjaga. Akan tetapi, hal ini tidak berarti bawa Allah Swt telah
menetapkan segala sesuatu yang akan terjadi.
Meskipun Allah Swt telah berkehendak
atas sesuatu, Dia masih membuka peluang interaksi dengan manusia sebagai pelaku
kehidupannya. Dengan kata lain manusia masih memiliki kontribusi sesuatu yang
akan terjadi, sedangkan Allah Swt tetap sebagai penentu akhir. Manusia boleh
berusaha dan bekerja keraa sebaik mungkin. Akan tetapi keputusan tetap dalam
kekuasaan Allah Swt. Keberhasilan dan kegagalan tidak ditentukan oleh usaha
manusia, tetapi atas keputusan Allah Swt.
Hal ono tidak dapat dipahami bahwa
manusia tidak perlu berusaha karena yang menentukan pada akhirnya juga Allah
Swt. Maksud ayat ini agar manusia tidak bersedih hati atas harapan yang tidak
tercapai, meskipun telah berusaha karena hal ini telah menjadi keputusan Allah
Swt. Demiian pula sebaliknya, keberhasilan yang kita peroleh pada hakikatnya
karena keputusan Allah Swt dan bukan semata karena kita.
Ar-Ra’d 11
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan
sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri.
Ayat ini menyatakan bahwa Allah Swt
tidak akan mengubah keadaan pada diri seseorang sebelum berusaha sebaik mungkin
untuk mengubah keadaan dirinya sendiri. Dengan penjelasan ayat di atas,
menunjukan adanya hukum sebab akibat dalam penentuan takdir manusia. Contohnya,
jika kita mau bekerja dengan sungguh-sungguh, kita akan berubah keadaan dari
tidak punya menjadi manusia yang sukses.
Macam-macam Qada dan
Qadar Allah Swt.
1. Takdir
mubram
Takdir mubram
adalah takdir yang telah ditentukan Allah Swt secara mendasar bagi setiap
makhluk. Sebagaimana penjelasan pada ayat-ayat di atas, dapat kita ketahui
bahwa penciptaan alam semesta ini beserta isinya, telah ditetapkan Allah Swt
dengan ukuran-ukuran tertentu. Penetapan ukuran-ukuran dan ketentuan ini
berdasarkan kehendak Allah Swt. Misalnya jenis kelamin manusia, sifat air yang
mengalir ke bawah, pelanet yang beredar dalam orbitnya, dan berbagai ukuran
serta sifat lainnya. Takdir jenis ini di sebut takdir mubram.
2. Takdir
Mu’allaq
Takdir mu’allaq
yaitu takdir yang pelaksanaannya sangat dipengaruhi oleh usaha manusia. Allah
Swt memberikan kesempatan bagi makhluk-Nya di muka bumi ini untuk berkreasi dan
berusaha sebaik mungkin untuk menjadi khalifah di bumi ini. Kesempatan ini
berlaku bagi manusia dan jin karena mereka memiliki akal dan nafsu yang
dikaruniai Allah Swt. Dengan akal dan nafsunya, manusia dan jin deiberikan
kebebasan menentukan tindakan yang akan mereka lakukan di dunia ini.
Manusia dan jin dapat menyikapi
keadaan mereka. Akan tetapi, keputusan akhir yang akan terjadi tetap di tangan
Allah Swt. Dengan demikian, terjadinya sesuatu buakan berdasarkan rencana Allah
Swt semata, melainkan mengikutkan peran serta manusia untuk menjadi kenyataan.
Contohnya, hasil yang diperoleh manusia berkaitan dengan kekayaan harta,
kepandaian ilmu, kesuksesan hidup, dan kesehatan tubuh.
Persoalan
Memaknai Hidup
Berdasarkan apa yang disebutkan dan
dijelaskan di atas, sebagai makluk ciptaan Allah Swt kita hendaknya menjalankan
kehidupan kita dengan penuh usaha dan tindakan yang menjurus kepada kebaikan
yang telah di sebutkan dan dijelaskan di dalam Al-Quran dan menjauhi segala
laranganya.
Orang yang beriman kepada Takdir Allah akan memiliki
ciri sebagai berikut :
-
Yakin pada Sunatullah
-
Senantiasa berikhtiar
yang terbaik
-
Menyempurnakan ikhtiar
dengan tawakal
Hikmah
bagi orang yang mempercayai Takdir yaitu:
-
Meningkatkan keimanan
kepada Allah Swt
-
Menyebabkan jiwa terasa
tentram
-
Menumbuhkan jiwa
pemberani
-
Menumbuhkan semangat
bekerja keras
-
Semakin optimis dalam
menjalani hidup
-
Menumbuhkan soft skill
pelajar
-
Seimbang antara Do’a,
Ikhtiar, dan Tawakal
Kesimpulan
Adanya ketentuan Iman kepada takdir
Allah Swt seharusnya memberikan dampak yang positif dalam kehidupan kita.
Sebagai makhluk, kekuasaan manusia sangatlah terbatas. Dengan demikian, dalam
memenuhi keinginannya tidak cukup mengandalkan kemampuan dan kekuatan dirinya
sendiri. Adanya takdir Allah Swt akan mengantarkan sikap yang positif dalam
diri kita untuk selalu berbaik sangka terhadap ketentuan Allah Swt. Optimis
dalam menjalani hidup, dan tidak mudah berkeluh kesah saat mendapatkan musibah.
Hal ini yang pada akhirnya menumbuhkan kebahagiaan bagi diri kita dalam
menjalani hidup di dunia.
Saran
Agar anda memiliki keimanan yang
benar terhadap takdir Allah Swt, perlu memperhatikan hal-hal berikut :
-
Meyakini keesaan Allah
dengan sepenuh hati beserta sifat-sifat-Nya
-
Meyakini adanya qada
dan qadar terhadap diri kita dan makhluk-Nya
-
Bertawakal dalam
menjalani hidup di dunia ini dengan berikhtiar dan berdoa
-
Bersabar saat tertimpa
musibah dari Allah dan bersyukur apabila diberi kenikmatan
-
Berbaik sangka terhadap
Allah terhadap peristiwa yang akan terjadi
-
Selalu disiplin dalam
menjalani ibadah untuk mendapatkan rida Allah Swt
-
Selalu memohon kepada
Allah Swt agar mendapat perlindungan dan pertolongan dari-Nya
Artikel